Minggu, 25 Maret 2018

SAKA YOGA FESTIVAL KOTA BATAM TAHUN 2018


Pada Hari Minggu, 25 Maret 2018 bertempat di Pratamaning Mandala Pura Agung Amerta Bhuana Panitia Hari Nyepi Kota Batam Tahun 2018 bekerjasama dengan WHDI Prov. Kepulauan Riau dan WHDI Kota Batam mengadakan kegiatan Saka Yoga Festival. Hadir pada kesempatan itu Penyelenggara Bimas Hindu Kantor Kementerian Agama Kota Batam, Ketua Kegiatan Batam Menari (BP Batam), Pengurus Lembaga Agama dan Keagamaan, tokoh umat dan umat Hindu serta perwakilan Kelompok Yoga lintas agama di Kota Batam. Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 220 peserta.

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari hari Raya Nyepi sesuai dengan edaran Ketua Umum WHDI Pusat Nomor: B/02/ll/2018/Set, tanggal 05 Februari 2018 perihal Dukungan Mensukseskan Kegiatan Perayaan Nyepi.

Adapun tema dari Kegiatan Saka Yoga Festival Tahun 2018 adalah “Melalui Yoga Kita Dukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Tanpa Narkoba demi Kemajuan NKRI”. Dari tema ini diharapkan umat Hindu di Kota Batam mulai sadar untuk menjaga kesehatan yang dimulai dari sendiri dengan melakukan gaya hidup sehat, rajin berolah raga, salah satunya adalah melakukan gerkaan yoga. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang melakukan gaya hidup sehat maka pengaruh negatif narkoba akan sulit mempengaruh rakyat Indonesia. Jika rakyat sehat maka negara akan maju.

Peserta mengalami sedikit kendala yaitu hujan yang cukup deras di hari Minggu tersebut, namun tidak mematahkan semangat peserta. Kegiatan dipandu oleh Dada Suresh yang merupakan seorang praktisi yoga dari Ananda Marga Kota Batam. Menurut Dada Suresh, semakin sering kita melakukan yoga maka badan dan pikiran kita akan menjadi sehat. Pada tahap pertama yoga diawali dengan pemasanasan, kemudian gerakan inti, Surya Namaskar, Hata Yoga (Workout) dan pendinginan. Yoga sangat baik dilakukan pagi hari untuk membakar lemak dan kolesterol di samping juga untuk kesehatan jiwa dan pikiran.

Selanjutnya adalah sesi tele conference dengan Menteri Kesehatan RI, dan Kota Batam menjadi salah satu peserta tele conference selain Kota Manado, Mataram dan Surabaya. Dalam dialog jarak jauh tersebut Menteri Kesehatan berpesan agar masyarakat Hindu Kota Batam ikut berpartisipasi aktif mensukseskan GERMAS yaitu Gerakan Masyarakat Sehat yang diawali dari diri sendiri dengan rajin berolah raga, makan teratur, istirahat cukup tidak merokok dan menghindari narkoba. Menteri Kesehatan juga berterima kasih kepada umat Hindu Kota Batam yang telah menjaga kerukunan antar umat beragama di Kota Batam, tidak lupa beliau juga mengucapkan selemat hari Raya Nyepi kepada umat Hindu di Kota Batam.

Setelah yoga massal selesai dilaksanakan dilanjutkan dengan latihan Batam Menari untuk persiapan kegiatan Batam Menari Tahun 201 yang diselenggarakan oleh Badan Pengusahaan Batam. Panitia juga memberikan doorprize kepada 10 peserta yang datang paling awal. Di akhir acara panitia juga memberikan lucky draw kepada peserta yang beruntung. Peserta juga dihibur dengan organ tunggal dan musik dangdut. (ep2017)

Umat Hindu laksanakan hari Pagerwesi Tahun 2018


Batam-Pada Hari Rabu, 21 Maret 2018 bertempat di Pura Agung Amerta Bhuana, Kota Batam, umat Hindu merayakan hari Suci Pagerwesi. Hadir pada kesempatan itu penyelenggara Hindu Kantor Kementerian Agama Kota Batam, ketua lembaga Agama dan keagamaan baik tingkat Provinsi maupun tingkat kota.

Hari Raya Pagerwesi dilaksanakan pada hari Budha (Rabu) Kliwon Wuku Shinta. Hari raya ini dilaksanakan 210 hari sekali. Sama halnya dengan Galungan, Pagerwesi termasuk pula rerahinan bumi, artinya hari raya untuk semua masyarakat, baik para rohaniawan maupun umat. Dalam sastra suci dijelaskan bahwa pada hari Rabu Kliwon Shinta disebut Pagerwesi sebagai pemujaan Sang Hyang Pramesthi Guru yang diiringi oleh Dewata Nawa Sanga (sembilan dewa) untuk mengembangkan segala yang lahir dan segala yang tumbuh di seluruh dunia. Hendaknya umat Hindu memohon kepada Tuhan agar diberi kekuatan hati dan pikiran laksana besi agar mampu membentengi diri dari pengaruh negatif di dunia ini. Di samping agar diberikan kekuatan mental untuk selalu berpikir, berkata dan berbuat baik.

Hari suci ini merupakan rangkaian dari hari Suci Saraswati, hari di mana ilmu pengetahuan suci itu diturunkan oleh Tuhan dalam prabhawa-Nya sebagai Dewi Saraswati. Sehingga umat manusia yang dipenuhi dengan kegelapan bisa menjadi terang atau tercerahkan. Diharapkan umat Hindu kota setelah melaksanakan persembahyangan pada Hari suci Pagerwesi dikuatkan sradha (keimanan) dan bhaktinya.

Pada kesempatan itu Eko Prasetyo selaku penyelenggara Hindu pada Kantor Kementerian Agama Kota Batam berkesempatan menyampaikan dharma wacana. Dalam kesempata itu Eko Prasetyo menjelaskan makna hari Pagerwesi. Di samping itu Eko menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan harus diperoleh dnegan cara yang benar menurut sastra. Ilmu harus di aplikasikan dan kita jaga.

Eko juga menjelaskan ada 4 (empat) hal yang harus kita pagari menurut Manawa Dharma Sastra Adhya V sloka 109, yaitu bahwa tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dibersihkan dengan kejujuran, jiwa dibersihkan dengan tapa brata yoga Samadhi dan kecerdasan dan perilaku dibersihkan dengan pengetahuan yang benar.

Umat begitu kidmat dalam mengikuti persembahyangan hari Pagerwesi, Umat Hindu memohon anugerah dan pengampunan dari Tuhan Yang Maha Esa. (ep2018)




Umat Hindu Batam Laksanakan Melasti di Danau Sei Ladi


Pada hari Minggu, 11 Maret 2018 lebih kurang 600 umat Hindu di Kota Batam menyelenggarakan Upacara Melasti sebagai rangakaian Upacara Nyepi 1940 Saka di danau Sei Ledi, Sekupang Batam. Dalam acara itu hadir  Ketut Suardita selaku Pembimas Hindu pada Kanwil Kementerian Agama Kepulauan Riau, Purwadi, S.Ag selaku Penyuluh Agama Hindu pada Kanwil Kementerian Agama Kepulauan Riau, Eko Prasetyo, S.Ag, Penyelenggara Hindu pada Kantor Kementerian  Agama Kota Batam. Hadir juga Pengurus Parisada Prov. Kepulauan Riau, Parisada Kota Batam, WHDI Kepulauan Riau, WHDI Kota Batam, Pasraman Jnana Sila Bahkti serta ketua lembaga agama keagamaan se-Kota batam.

Acara dimulai pada pukul 17.00 WIB dan selesai pada pukul 21.00 WIB. Dalam agama Hindu melasti juga disebut dengan Mekiyis. Melasti bertujuan untuk menyucikan sarana dan prasarana upacara yang akan digunakan dalam perayaan Nyepi berikutnya seperti Tawur Agung Kesanga yang jatuh pada hari Jumat, 16 Maret 2018. Melasti juga bertujuan untuk memohon kesucian lahir dan batin serta memohon tirtha amertha yang bermanfaat dalam kehidupan umat Hindu.

Menurut Penyelenggara Hindu bahwa upacara Melasti dijelaskan dalam lontar Sanghyang Aji Swamandala yaitu Anglukataken laraning jagat, paklesa letuhing bhuwana,” yang artinya: Melenyapkan penderitaan masyarakat, melepaskan kepapaan dan kekotoran alam. Lebih lanjut dalam dalam Lontar Sundarigama menambahkan bahwa tujuan Melasti adalah: Amet sarining amerta kamandalu ring telenging sagara, yang artinya: Mengambil sari-sari air kehidupan (Amerta Kamandalu) di tengah-tengah samudera. Sumber lain menyebutkan bahwa tujuan pelaksanaan melasti adalah menyucikan sarana prasarana, pratima dan wastra: Pesucian dewa kalinggania pamratista bethara kabeh yang artinya Mensucikan sthana para dewa. Jadi tujuan Melasti di samping membersihkan sarana dan prasaran upakara, pratima, wastra adalah juga untuk menghilangkan segala kekotoran diri dan alam serta mengambil sari-sari kehidupan di tengah samudera. Samudera adalah lambang lautan kehidupan yang penuh gelombang suka-duka. Dalam gelombang samudera kehidupan itulah, kita mencari sari-sari kehidupan 

Menurt Eko selaku Penyelenggara Hindu bahwa kegiatan ini mengau pada surat Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat nomor 114/Parisada Pusat/I/2018 tanggal 29 Januari 2018 perihal Perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1940, maka dari itu Pimpinan Lembaga Agama/Keagamaan Hindu, Ketua Banjar dan umat Hindu di Kota Batam agar dalam melaksanakan kegiatan perayaan Nyepi tahun 2018 harus mengacu pada edaran PHDI Pusat. Tema Nyepi tahun Baru Saka 1940 adalah: “Melalui Catur Brata Penyepian Kita Tingkatkan Soliditas Sebagi Perekat Keberagaman dalam Menjaga Keutuhan NKRI”. Untuk itu segala bentuk penyiaran melalui spanduk, baliho, media cetak/elektronik, iklan video elektronik harus berpedoman kepada tema yang telah ditetapkan oleh PHDI Pusat;

Acara dilanjutkan dengan dharma wacana atau ceramah keagamaan yang disampaikan oleh Purwadi, S.Ag selaku Penyuluh Agama Hindu pada Kanwil Kementerian Agama Prov. Kepulauan Riau. Purwadi menegaskan bahwa umat harus mengambil intisari dan makna melasti yang bertujuan untuk memohon kesucian diri dan anugerah berupa tirtha kehidupan. Purwadi menjelaskan bahwa tujuan dari pelaksanaan Melasti mengacu pada Manawa Dharma Sastra Adhya V sloka 109 yang berbunyi bahwa tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dibersihkan dengan kejujuran, jiwa dibersihkan dengan tapa brata yoga Samadhi dan kecerdasan dan perilaku dibersihkan dengan pengetahuan yang benar. Purwadi juga juga mengajak umat Hindu kota Batam untuk berpedoman pada tema Nyepi nasional yang telah ditetapkan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat.

Umat begitu antusias mengikuti prosesi Melasti dari awal hingga akhir acara. Dari acara melasti ini diharapka terjadi perubahan sikap spiritual umat Hindu di Kota Batam pada khususnya. Terjadi peningkatan kualitas spiritual sehingga terjadi perubahan sikap yang pada akhirnya bisa mencapai pencerahan batin. Demikian Penjelasan Penyelenggara Hindu kantor Kementerian Agama Kota Batam. (ep2018)

Kepala Kan Kemenag Batam Hadiri Acara Tawur Kesanga, Festival Ogoh - Ogoh dan Parade Seni Budaya Hari Raya Nyepi 2018


Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun baru Saka yang jatuh pada tanggal 17 Maret 2018 mengandung makna untuk meningkatkan kualitas sradha dan bhakti serta meningkatkan kerukunan intern Agama Hindu maupun kerukunan antar umat beragama di Kota Batam, membangun kebersamaan, menuju kehidupan yang damai dan harmonis dalam rangka menuju Batam sebagai Bandar Dunia Madani.

Ajaran Agam Hindu memiliki ajaran yang sangat luas dan bersifat universal, salah satu ajarannya yaitu Vasudaiwa kutumbhakam, yang secara harfiah berarti kita semua adalah bersaudara. Dengan menyadari hakikat dari persaudaraan hakikat dari persaudaraan sebagai bagian dari sebuah bangsa yang besar kami yakin bisa membangun kebersamaan dalam keberagaman untuk menjaga keutuhan NKRI dengan empat pilar kebangsaan sebagai pedoman dasar umat Hindu di Kota Batam, yaitu UUD 1945, Pancasila, Bhinekka Tunggal Ika dan NKRI Harga mati.

Sehubungan dengan hal ini, maka tema yang  pada perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1940 adalah  MELALUI CATUR BRATA PENYEPIAN KITA TINGKATKAN SOLIDITAS SEBAGAI PEREKAT KEBERAGAMAN DALAM MENJAGA KEUTUHAN NKRI” Pemilihan tema ini didorong oleh kesadaran bahwa kekuatan bangsa Indonesia justru pada adanya keberagaman dan kebhinekaan. Kami ingin terus menyerukan bahwa Indonesia akan menuju kejayaannya jika dibangun dari rasa kebersamaan, saling menghormati, toleransi, dan persaudaraan yang kuat, sehingga masyarakat merasakan ketenangan, kenyamanan, keamanan, tidak merasa terganggu dan bebas melakukan aktifitas social berdasarkan norma norma social relegiusitas.

Sesuai dengan konsep Tri Hita Karana, maka penjabaran tema tersebut walaupun dalam skala terbatas, untuk di kota Batam kami lakukan melakukan bhakti sosial di daerah Tembesi Buton RT. 01, RW. 01, Kecamatan Batu Aji pada hari Minggu tanggal 11 Maret 2018 bersama Sai Devotee dari Singapore. Yang kedua adalah yoga massal di dataran Engku Putri pada hari Minggu tanggal 25 Maret 2018. Dilanjutkan dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan Batam Menari yang delenggarakan oleh Badan Pengusahaan Batam pada tanggal 8 April 2018.

Secara ritual, menjelang hari raya Nyepi pada tanggal 11 Maret 2018, kami umat Hindu Kota Batam melaksanakan Upacara Melasti yang bertujuan membersihkan/meyucikan alam semesta dan memohon kesucian, kebahagiaan dan kesejahteraan kepada Hyang Widhi/Tuha Yang Maha Esa.

Pada saat yang sama, di pelataran Candi Prambanan, Provinsi Daerah Istemewa Yogyakarta, juga dilaksanakan Prosesi Upacara Taur Agung tingkat nasional yang dirangkaikan dengan Pawai Ogoh – Ogoh yang dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Menteri Agama RI, Dirjen Bimas Hindu, Gubernur DI. Yogyakarta, Gubernur Jawa Tengah, anggota dewan dan pejabat publik serta tokoh masyarakat dan umat Hindu.

Rangkaian kegiatan – kegiatan tersebut diharapkan menjadi perekat persatuan dan kesatuan mempererat hubungan yang harmonis intern umat Hindu, antar umat beragama dan hubungan harmonis antara pemeluk agama dengan pemerintah. Disamping itu kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan hubungan yang harmonis antara semasa manusia, hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, dan hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan alam sekitar tempat kita tinggal. Ketiga hubungan tersebut disebut Tri Hita Karana.

Puncak kegiatan perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940  dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Maret 2018 pukul 06.00 WIB sampai hari Minggu, 18 Maret 2018 pukul 06.00 WIB. Umat Hindu di Kota Batam akan melaksanakan Catur Brata Penyepian  yaitu: Amati Geni (tidak menyalakan api). Maksudnya adalah bukan hanya tidak menyalakan api sungguhan, namun kita harus mengendalikan amarah dalam diri kita sendiri. Yang kedua adalah Amati Karya (tidak bekerja). Maksudnya menyepikan indera-indera kita terhadap aktivitas duniawi, mengendalikan indera-indera kita. Kita senantiasa diharapkan untuk melakukan tapa yoga Samadhi. Yang ketiga Amati Lelungan (tidak bepergian). Maksudnya adalah kita tidak membiarkan pikiran mengembara tak tentu arah, pikiran senantiasa diarahkan untuk selalu memikirkan hal-hal tentang keagungan Tuhan. Terakhir adalah Amati Lelanguan (tidak mencari kesenangan). Maksudnya bahwa kita harus membatasi kesenangan sehari-hari, puasa tidak makan dan minum, nonton TV, mendengarkan musik dan hiburan lainnya.



Hari Raya Nyepi adalah momentum untuk melakukan instropeksi diri untuk melakukan perbaikan kualitas sradha dan bhakti umat Hindu sehingga di masa depan dapat menjadi umat yang berbudi pekerti luhur. Untuk meningkatkan kualitas sradha dan bhakti/keimanan umat Hindu maka akan kami pentaskan 4 (empat) persembahan kesenian dalam parade seni budaya kali ini yaitu tari sekapur sirih, tari Panyembrama, Tari Rejang Renteng, Tari kolosal Garuda Wishnu Kencana dan yang diawali dengan pawai Ogoh – ogoh di sepanjang Jalan Gajah Mada sampai simpang pertigaan Lampu Merah Universitas International Batam kemudian kembali lagi ke Pratamaning Mandala Pura Agung Amerta Bhuana.

Pada Hari Jumat, 16 Maret 2018 atau tepatnya satu) hari sebelum Nyepi diadakan upacara Tawur Kesanga dan Pawai Ogoh – ogoh yang dirangkaikan dengan Parade Seni Budaya.

Kegiatan dimulai dengan persembahyangan bersama umat Hindu Kota Batam yang dipimpin oleh Pinandita Putu Satria Yasa dan Pinandaita Agung Arief Suryanatha. Tujuan dari kegiatan ini adalah memohon pengampunan dan anugerah dari Tuhan agar besok dalam melaksanaka Catru Brata Penyepian dapat berjalan dengan lancar.

Selanjutnya Gubenur Kepri dalam hal ini diwakili Kepala Biro Kesra melepas pawai ogoh – ogoh di sepanjang jalan Gajah Mada no. 3 sampai UIB lalu putar balik ke Pura Agung Amerta Bhuana. Hadir pada kesempatan itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Batam, Kasi Urakris, Penyelenggara Buddha Kan Kemenag Kota Batam, Pembimas Buddha, anggota Dewan, Tokoh umat pimpinan ormas lintas agama dan tamu undangan lainnya.

Setelah pawai Ogoh – Ogoh dilanjutkan dengan upacara ceremonial parade seni budaya menyambut Nyepi tahun baru Saka 1940. Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua panitia yang menjelaskan progress acara Nyepi 2018 di Kota Batam. Dilanjutkan dengan sambutan Ketua PHDI Prov. Kepulauan Riau. Dilanjutkan sambutan Ketua Perhimpunan Lintas Agama (PELITA), sambutan Kepala BP Batam dan Sambutan Kepala Biro Kesra Kepulauan Riau. Dilanjutkan penyerahan cindera mata dan sesi foto bersama.

Kegiatan Upacara Tawur Kesanga bertujuan untuk memotivasi umat Hindu secara ritual untuk senantiasa melestarikan alam beserta isinya. Upacara Tawur kesanga juga bertujuan untuk menyeimbangkan energi alam, hubungan manusia dengan alam lingkungan yang mempengaruhi kehidupan manusia. Melalui prosesi Tawur kita melakukan upacara butha yadnya untuk menyeimbangkan kekuatan unsur bhuta kala sehingga dapat ikut menjaga kelangsungan kehidupan di dunia.
     
      Upacara Tawur Kesanga dirangkaikan dengan Pawai Ogoh-ogoh. Pada kesempatan ini umat Hindu di Batam  mengarak ogoh-ogoh simbul perwujudan bhuta kala. Ogoh - Ogoh dilambangkan sebagai gambaran sifat buruk manusia seperti marah, iri, lobha, serakah, dengki, sombong,bingung dan lain sebagainya. Setelah selesai diarak ogoh-ogoh ini akan dipralina sebagai simbol bahwa kita telah membakar sifat buruk manusia sehingga pada esok harinya umat Hindu tenang dalam melaksanakan Catur Brata Penyepian. Dalam sastra disebutkan pula bahwa pemaknaan ogoh-ogoh juga membantu para bhuta kala meningkatkan evolusi rohnya menuju ke hal yang lebih baik.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh panitia pelaksana dan umat Hindu di Kota Batam, di antaranya menjaga kerukunan internal dan eksternal umat beragama di kota Batam, menjaga kebersihan dan ketertiban umum, tidak melakukan pemborosan dengan memaksimalkan potensi yang ada dengan penggunaan anggaran yang efektif dan efesien, tidak merusak flora dan fauna serta tidak mengganggu ekosistem alam yang ada, memperhatikan budaya dan kearifan loka di Bumi Melayu, dan Senantiasa mengedepankan koordinasi dengan intansi terkait agar tidak terjadi hal-hal yang dinginkan serta berpedoman dan taat terhadap Tata Peraturan Perundang-Undangan NKRI. (ep2018)


Pelaksanaan USBN Tingkat SMA/SMK Tahun 2018


Tujuan Pembangunan Bangsa Indonesia sesuai dengan amanah UUD 1945 adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, melidungi ketertiban umum serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera lair dan batin. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka pendidikan menjadi salah satu cara untuk mewujudkannya.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pendidikan maka pendidikan di Indonesia diukur dengan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Pada Tahun 2018, nilai UN tidak mutla menentukan kelulusan siswa. Tetapi nilai USBN dianggap mempengaruhi nilai kelulusan siswa.

Pada tanggal 19 sampai dengan 23 Maret 2018, secara serentak seluruh SMA/SMK se-Kota Batam melaksanakan USBN. Untuk USBN mata pelajaran Pendidikan Agama dilaksanakan pada Hari Senin, 19 Maret 2018.

Penyebaran Soal USBN Tingkat SMA/SMK Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu juga menjadi perhatian serius bagi unit Bimas Hindu Kantor kementerian Agama Hindu. Di samping itu Bimas Hindu dipandang perlu melakukan pendampingan USBN kepada siswa sebagai bentuk kepedulian, negara hadir di tengah – tengah masyarakat pelajar yang beragama Hindu di Kota Batam. Untuk itu monitoring pelaksanaan USBN mutlak dan wajib dilakukan oleh Penyelenggara Hindu untuk memastikan soal Pendidikan Agama Hindu diterima sekolah tingkat SMA/SMK se-Kota Batam untuk selanjutnya diserahkan kepada siswa untuk dikerjakan.

Maksud dan tujuan dari kegiatan melakukan monitoring Pelaksanaan USBN Tahun 2018 di Kota Batam ini adalah memastikan soal USBN Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu didistribusikan dnegan baik dan pendampingan kepada Siswa Kelas XII SMA/SMK yang beragama Hindu dalam melaksanakan USBN.

Dasar dari Konsolidasi dan Kunjungan Zona Integritas Kantor Kementerian Agama Kota Batam ke Kantor Kementerian Agama Kota Pekan Baru ini adalah Undang - Undang nomor 25 Tahun 25 tentang Pelayanan Publik dan PMA Nomor 56 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Hindu.

Penyelenggara Hindu melakukan Wawancara dengan Kepala SMAN 1 Batam. Kepala SMAN 1 Batam menyampaikan bahwa USBN diharapkan berjalan dengan aman, lancar dan tertib. USBN dilaksanakan menggunakan sistem online, wifi Komputer. USBN diikuti oleh 461 siswa. Yang beragama Hindu sebanyak 1 (satu) siswa.

Menurut Eko selaku Penyelenggara Hindu menyatakan bahwa Pendistrusian soal di SMAN 3 Batam hampir saja terlambat. Peru koordinasi MKKS SMA dengan Dinnas Pendidikan Kota Batam. Pendistribusian soal USBN di SMK kurang merata.
      
USBN adalah salah satu penentu kelulusan siswa SMA/SMK di Kota Batam khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Semua pihak harus pro aktif mensukseskan kegiatan ini. Pendistribusian soal USBN harus merata dan dimonitor oleh semua pihak agar tidak saling menyalahkan. (ep2018)

Kamis, 01 Maret 2018

Pembinaan Siswa Pasraman Tahun 2018 di Kota Batam


Bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Batam pada hari Minggu, 25 Februari 2018, Bimas Hindu Kantor Kementerian Agama Kota Batam menyelenggarakan kegiatan Pembinaan SIswa Pasraman Tahun 2018. Acara diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari Siswa tingkat SMP dan SMA yang beragama Hindu se- Kota Batam. Acara dimulai dengan Upacara Pembukaan. Hadir pada kesempatan itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Batam, Penyelenggara Hindu, Penyelenggara Buddha, ketua Paruman Walaka Parisada Prov. Kepulauan Riau, Ketua Badan Otorita Pura Agung Amerta Bhuana Kota Batam, Ketua Pasraman Jnana Sila Bhakti, WHDI Kota Batam.

Dalam Sambutannya Bambang Hermanto selaku Ketua Panitia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memabantu kegiatan ini. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mewujudkan visi dan misi Bimas Hindu Kantor Kementerian Agama Kota Batam yang berusaha mewujudkan umat Hindu yang cerdas, taat beragama, sejahtera, berakhlak mulia menuju Batam Bandar sebagai Bandar dunia yang madani berlandaskan gotong royong. Kegiatan ini juga untuk membentuk karakter siswa dan memberi pembekalan menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari dan tantangan jangka panjang yaitu era Masayarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kegiatan ini juga dilatarbelakangi oleh situasi dan keadaan di mana di era MEA, siswa pasraman harus dibekali ilmu agama yang memadai agar tidak terjerumus dalam hal – hal yang negative. Bambang juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidak nyamanan peserta mengingat gedung Kantor Kementerian Agama Kota Batam masih dalam tahap perbaikan.

Sambutan yang kedua disampaikan oleh Dr. Drs. I Wayan Catra Yasa, M.M. Dalam sambutannya Wayan Catra menjelaskan bahwa Kita berkumpul untuk pebaikan sebuah proses dan system dalam hal pembelajaran dari yang tidak baik menjadi baik sebagai bentuk agen perubahan  perilaku. Perilaku siswa harus sesuai dengan ajaran agama. Antara pikiran, perkataan dan pebuatan yang selaras. Dalam agama Hindu disebut Tri Kaya Parisuda. Wayan berpesan kepada siswa agar para  peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Peserta yang hadir di sini adalah peserta pilihan. Terakhir Wayan Catra Yasa mengajak para siswa untuk menjaga kerukunan intern Hindu dan kerukunan umat beragama.

Adapun tema kegiatan ini adalah “Melalui Kegiatan Pembinaan Siswa Pasraman 2017 di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Batam Kita Tingkatkan Moral dan Kompetensi Diri menghadapi era MEA”. Dari Tema ini jelas bahwa siswa pasraman sebagai generasi muda dituntut untuk meningkatkan kualitas diri menghadapi era MEA. Siswa juga dituntut untuk menguasai IPTEK, meningkatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, memilikki ketrampilan, keahlian, kompetensi dan soft skill. Drs. H. Erizal akhirnya membukan acara pembinaan siswa pasraman secara resmi.

Acara dilanjutkan dengan Paparan Narasumber. Dr. Drs. I Wayan Catra Yasa, MM menyampaikan materi dengan topik Peningkatan Kompetensi Diri di Era MEA. Selanjutnya Drs. H. Erizal menyampaikan materi dengan topik Pendidikan Budi Pekerti pada Generasi Muda. Selanjutnya Ketut Suardita selaku  Pembimas Hindu menyampaikan materi dengan topik Aktualisasi Sradha dan Bhakti Siswa Pasraman. Dilanjutkan Eko Prasetyo dengan topik sistem Pendidikan di Pasraman. Terakhir, I Wan Sudarma dari Kota Bekasi menyampaikan Pentingnya Peningkatan EQ, SQ dan IQ pada Siswa Pasraman

Terahir para peserta diwajibkan mengikuti post test untuk mengetahu sejauhmana tingkat keberhasilan siswa. Terkahir para siswa mengisi kuisioner Indeks kepuasan pulik oleh panitia. Kegiata ini sangat bermanfaat sekali, Para siswa mengikuti dari awal sampiai akhir. (EP 2018)