Selasa, 18 April 2017

Tawur Kesanga dan Pawai Ogoh - Ogoh pada Hari Raya Nyepi 1939 Saka di Kota Batam

Pada Hari Senin tanggal 27 Maret 2017 bertempat di Lapangan Parkir Pura Agung Amertha Bhuana, Umat Hindu Kota Batam menyelengarakan persembahyangan bersama dalam rangka upacara Tawur Agung Nyepi 1939 Saka yang dilanjutkan dengan melaksanakan pawai Ogoh-ogoh dengan rute Pura sampai dengan lampu merah Universitas Internasional Batam (UIB). Acara diikuti oleh sedikitnya 600  umat Hindu yang berdomisili di Kota Batam. Hadir dalam kesempatan itu Eko Prasetyo, S.Ag, selaku penyelenggara Hindu kantor Kementerian Agama Kota Batam, Parisada Hindu Dharma Prov. Kepulauan Riau, Parisada Kota Batam, WHDI Prov. Kep. Riau, WHDI Kota Batam, Pasraman Jnana Sila Bhakti dan lembaga agama keagamaan di kota Batam.

Tawur Agung Kesanga tingkat Nasional dipusatkan di Candi Prambanan, Daerah Istemewa Yogyakarta pada tanggal 27 Maret 2017. Umat Hindu di Kota Batam juga melaksanakan upacara Tawur Agung di Pura Agung Amerta Bhuana. Tujuan dari Upacara Taur Agung ini adalah harmonisasi alam semesta sehingga tercipta keseimbangan antara energi positif dan negatif. Sehingga energi negatif tidak dominan dan tidak menguasai pikiran manusia. Taur Agung merupakan implementasi ajaran Tri Hita Karana yang artinya 3 (tiga) hubungan yang menyebabkan kebahagiaan manusia yaitu Parahyangan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, pawongan yang artinya hubungan yang harmonis antara  sesama manusia, dan Palemahan yang artinya hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam lingkungan sekitar tempat kita tinggal.

Ogoh - Ogoh dilambangkan sebagai bhuta kala yang merupakan gambaran sifat buruk manusia (sad ripu) seperti marah, iri, lobha, serakah, bingung dan lain sebagainya. Setelah selesai diarak ogoh-ogoh ini akan dibakar sebagai simbol bahwa kita telah membakar sifat buruk manusia sehingga pada esok harinya umat Hindu tenang dalam melaksanakan Catur Brata Penyepian. Dalam sastra disebutkan pula bahwa pawai ogoh - ogoh juga membantu para bhuta kala meningkatkan kualitas kesuciannya sehingga bhuta kala menjadi nyomya atau somya.

Di Sela-sela prosesi acara Penyelenggara Hindu bahwa Perayaan  Nyepi tahun ini adalah sebauah sinergi yang baik  antara umat Hindu,  Pengurus Umat dan dengan Pemerintah. Acara ini merupakan kerja keras panitia yang dipelopori oleh Parisada Provinsi Kepulauan Riau dan Parisada Kota Batam. Ke depan hal baik seperti ini harus kita tingkatkan dengan tetap memelihara Tri Kerukunan Umat beragama di Kota Batam. Menurut Eko tahun ini ada 4 (empat) ogoh-ogoh yang diarak yaitu 1 (satu) ogoh-ogoh rangda yang diarak oleh laki-laki dewasa, 1 (satu) ogoh-ogoh cluluk yang diarak oleh ibu-ibu yang tegabung dalam WDHI Prov. Kep. Riau dan WHDI Kota Batam, 1 (satu) ogoh-ogoh yang diarak oleh siswa Pasraman Jnana Sila Bhakti setingkat SMP, dan 1 (satu) ogoh-ogoh yang tidak kalah meriah yang diarak oleh siswa-siswi PAUD Jnana Sila Bhakti Kota Batam.

Penyelenggara Hindu juga menjelaskan bahwa tujuan upacara Taur kesanga adalah menghilangkan energi negatif alam semesta. Hal ini dilambangkan dengan pawai ogoh-ogoh. Ogoh – ogoh merupakan penggambaran bhuta kala dan sifat buruk manusia seperti marah, iri, serakah, benci,  malas dan sebagainya. Kita harus mampu memerangi sifat buruk kita yang merupakan musuh dalam diri manusia. Sehingga di akhir acara pawai ogoh –ogoh umat Hindu membakar 2 (dua) ogoh-ogoh yang artinya kita membakar dan memusnahkan sifat buruk kita. Kali ini Ogoh – ogoh sangat menarik karena umat Hindu Kota Batam membuat 2 (dua) ogoh –ogoh yang diusung dan dimainkan oleh laki-laki dan perempuan.

I Wayan Catra Yasa juga memberikan sambutan sekaligus melepas secara resmi pawai Ogoh-ogoh Nyepi umat Hindu Kota Batam. Dalam sambutanya Wayan berpesan agar pawai ogoh-ogoh dilaksanakan dengan tertib, tidak mengganggu pengguna jalan dan membuang sampah pada tempatnya. Wayan juga menjelaskan bahwa setelah rangkaian upacara Taur Agung dan pawai ogoh –ogoh, maka umat Hindu akan dapat melaksanakan prosesi Catur Brata penyepaian dan menyambut tahun baru Saka 1939 Saka selama 24 jam dengan tenang dan damai mulai hari Selasa tanggal 28 Maret 2017 jam 06.00 berakhir Hari Rabu tanggal 29 Maret 2017 jam 06.00 . Adapun Catur Brata Penyepian menurut Wayan adalah adalah: 1) amati karya artinya tidak bekerja, 2) amati geni artinya tidak menyalakan api, 3) amati lelungan artinya tidak bepergian, 4) amati lelanguan artinya tidak menikmati hiburan yang menyebabkan pemuasan hawa nafsu. Dari Perayaan Catur Brata Penyepeian diharapkan terjadi peningkatan kualitas spiritual umat Hindu di Kota Batam.

Selanjutnya adalah rangkaian Ngembak Geni dilaksanakan pada hari Rabu pada tanggal 29 Maret 2017 mulai jam 06.00 waktu setempat. Ngembak geni secara harfiah adalah kembali menyalakan api, artinya umat Hindu mulai bekerja beraktifitas sesuai dengan swadharmanya masing-masing berlandaskan ajaran dharma atau kebenaran. Ngembak geni juga bermakna kit merayakan kemenangan setelah menjalankan Catur Brata Penyepian dengan berkunjung dari rumah ke rumah saling menyiarkan ajaran dharma dan menceritakan ajaran kebenaran atau dharma vada.

Sebagai puncaknya adalah dharma santi yang dilaksanakan pada Bulan April 2017 di Pura Agung Amerta Bhuana. Dharma Santi dilaksanakan secara sederhana sesuai dengan kemampuan dan budaya setempat. Iksa sakti desa kala dan tattwa. Dharma Santi Nyepi yang rencananya akan diadakan di Pura Agun Amerta Bhuana. Dharma Santi adalah simbol persatuan umat di mana umat saling bertemu, bertegur sapa menyampaikan dan mendengar pesan perdamaian dan kebenaran dalam nuansa dhama (agama). Umat Hindu saling maaf memaafkan dan melakukan simakrama

Terakhir Penyelenggara Hindu berharap agar umat Hindu dapat melaksanakan rangkaian perayaan Nyepi 1939 saka dengan baik. Semoga melalui momentum Hari Raya Nyepi 1939 Saka kita dapat melakukan instropeksi diri dan penyadaran diri untuk menjadi umat Hindu yang lebih baik.  Di samping juga mempererat peratuan umat Hindu dan antar Umat Beragama, menjaga kerukunan intern dan ekstern umat bergama menuju Batam sebagai bandar dunia yang madani. Hari Raya Nyepi 2017 di Kota Batam diharapkan juga untuk meningkatkan kerukunan internal dan eksternal umat beragama di kota Batam, menjaga kebersihan dan ketertiban umum, tidak melakukan pemborosan dengan memaksimalkan potensi yang ada dengan penggunaan anggaran yang efektif dan efesien, tidak merusak flora dan fauna serta tidak mengganggu ekosistem alam yang ada, memperhatikan budaya dan kearifan loka di Bumi Melayu, senantiasa mengedepankan koordinasi dengan instansi terkait agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan dan berpedoman dan taat terhadap Tata Peraturan Perundang-Undangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar